Aku tak membaca cinta sebagai mana adanya
Ya,... barangkali mata hati ku telah ku
tutup
Rimbunan belukar asing dan tak menemukan
diri sendiri
Seperti dahulu,... seperti kupu” kuning
Yang tak mencari kembali rumahnya karena
ia tau
Itu bukan arah yang di tempuh musim hujan
Musim yang tak akan pudarnya dan sayap”
tak akan patah
Ia kembali di antara batu” suyi
Gemercik air di antara kabut ada bayangan
Aku duduk dan menyapa batu itu
Yang tak lagi terliha apa-apa
Aku memandang diri ku,... pikiran ku
mulai bertanya Kepada sang hati ?
Tentang diriku sendiri dan pilihan
Antara berubah atau tetep bertahan
Seperti halnya sebuah lilin yang menyala
Dengan tenangnya yang terhempas oleh
angin meleleh
Hujan
barusan saja turun dan jatuh ke bumi
Dan
sebuah batu tepi seperti setelah bertahan
Menatapi
pertemananya dengan debu dan tanah
Yang menciptakan adalah
TUHAN, begitu indahnya kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar