Jumat, 14 September 2012

KUPU-KUPU CINTA AKAN SAYAPNYA


Aku tak membaca cinta sebagai mana adanya

Ya,... barangkali mata hati ku telah ku tutup

Rimbunan belukar asing dan tak menemukan diri sendiri

Seperti dahulu,... seperti kupu” kuning

Yang tak mencari kembali rumahnya karena ia tau

Itu bukan arah yang di tempuh musim hujan

Musim yang tak akan pudarnya dan sayap” tak akan patah

Ia kembali di antara batu” suyi

Gemercik air di antara kabut ada bayangan

Aku duduk dan menyapa batu itu

Yang tak lagi terliha apa-apa

Aku memandang diri ku,... pikiran ku mulai bertanya Kepada sang hati ?

Tentang diriku sendiri dan pilihan

Antara berubah atau tetep bertahan

Seperti halnya sebuah lilin yang menyala

Dengan tenangnya yang terhempas oleh angin meleleh

Hujan barusan saja turun dan jatuh ke bumi 

Dan sebuah batu tepi seperti setelah bertahan

Menatapi pertemananya dengan debu dan tanah

Yang menciptakan adalah TUHAN, begitu indahnya kehidupan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar