Tak ada riuh di
sini , tapi di dada ku ada isak tangis
Yang menyeluruh
menyetuk jejak
Yang tinggal
terasa jauh membayang
Cinta yang begitu
rumit mendayuti
Didahan dahan
keyataan kenangan
Membayang benci
yang mengulur panjang
Di akhir”
kenyataan
Tak ada riuh di
sini tapi, diluar sana
Hanya kemarau
menantang musim dan waktu
Yang tak habis di
mengerti
Tanah muali basah
Bunga” mulai
mekar
karena sudah
waktunya telah datang
Menyambut
kematian dalam genggaman tangan
Aku
mengetuk-nyetukan pintu pengampunan
Pikiran ku
membayangakan debu hitan ke awan”
Debu itu tiba”
menjadi daun” gugur
Dan menjadi
bilah-bilah kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar