AKU SEPERTI APA DALAM DIAM KELAM
Seperti selendang yang memagari tuhuh ku
Aku mengalil batu yang di lahirkan karena ketukan
nafas
Aku tak bisa berbuat apa-apa aliran air sungai telah
terseseati
Di rongga hati mu berbekal busur yang hendk di
parahkan
Pada mangsanya air yang bergelombang tenang
Pada permukaan ku adalah air menjelma menjadi embun
Untuk menguap melekat pada tanah yang kering
Sampai tanah yang kini menjadi basah sampai siang pun datang
Matahari pun mulai terbit dengan irama seruling
segera saya hampiri
Diam-diam aku melihat ke atas
Langit bersama dengan matahari terbit
Aku hanya berkata dalam hatiu aku cuma bisa melihat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar