Kumpulan puisi
Kamis, 20 September 2012
CINTA
Yang paling melupakan aku adalah kau ketika kau katakan cinta
Sambil memecahkan lampu yang kau buru aku selalu terkenang
Kata cinta mu setiap melihat mu di masa lalu
Atau saat membayangkan masa lalu setiap dewa jauh
Dari dosa kau menaburkan sabda bagi semua manusia
Di situ kau sebut aku masa depan setiap helai nafas mu
Adalah pengorbanan kau tau aku selain taku pada kata-kata
Mulut tidak akan menjadi haram menyatakan parfum
Aku masih mengingat suara mu seperti penyair cinta
Yang tak pernah mati dengan semua kelakuan ku
Agar selalu meyalakan lampu-lampu mu
BUKA HATI
Saat kasih bersama mu indah mais dan bahagia
Tak ingin ku biarkan berlalu saat masih bersama mu
Saat hati terpaut bersama mu ku rasakan kerinduan
Dan cinta dalam hati saat sudah bersama mu tertulis
Hidup ku dengan bunga suka dan duri duka
Saat mais bersama mu berkobar cinta kebangkitan kasih ada
Di hati ku saat ini bahagia bersama mu merupakan keindahan
Hati ku saat ini,esok dan kapan pun hati ku terbuka untuk mu
Saat ini di sini dan saat nanti di sana
AKU SEPERTI APA DALAM DIAM KELAM
Seperti selendang yang memagari tuhuh ku
Aku mengalil batu yang di lahirkan karena ketukan nafas
Aku tak bisa berbuat apa-apa aliran air sungai telah terseseati
Di rongga hati mu berbekal busur yang hendk di parahkan
Pada mangsanya air yang bergelombang tenang
Pada permukaan ku adalah air menjelma menjadi embun
Untuk menguap melekat pada tanah yang kering
Sampai tanah yang kini menjadi basah sampai siang pun datang
Matahari pun mulai terbit dengan irama seruling segera saya hampiri
Diam-diam aku melihat ke atas
Langit bersama dengan matahari terbit
Aku hanya berkata dalam hatiu aku cuma bisa melihat
BUMI DAN BENCANA
Bila bumi di goncangkan langit malam jagad raya terbelah
Gunung-gunung bersujud, jiwa-jiwa berkalang
Bencana datang di pagi hari
Kesunyian menyebar dunia
Nyeri-nyeri mendatang
Adakah yang bisa menahan, bukan ini bukan perang
Tapi bumi yang di goncangkan, buat apa menghulus pedang
Tak nan guna kejahatan, bila bumi di goncangkan
Kita tak kan sempat berbedahan
Tak kan ada bisa kita lakukan
Hentikan segala sengketa kelakuan
Itu terlalu tamak dan keji
Bila bumi di goncangkan
Mashkah kita berikir akan segala yang kita lakukan
Entah itu baik atau buruk , hanya kita sendiri yang tau
Seperti bulan terlihat, seperti bulan melihat
Jejak kujejak mu terpahut pada batu
Sepasang mata selalu bertanya, Siapakah kiranya pemilik mu ?
Sepasang mata lainnya dengan nasehatnya
Sebagai angin yang tak terlihat
Langganan:
Postingan (Atom)